Pesawat tempur OV-10 & Super Tucano
VIVAnews - Malaysia tidak hanya sering melakukan pelanggaran perbatasan di wilayah laut, bahkan juga pelanggaran lain seperti di udara sering terjadi, khususnya di perbatasan.
Kepala Staf TNI Angkatan Udara (Kasau) Marsekal Imam Sufaat menyatakan, pelanggaran yang dilakukan negeri Jiran itu sering terjadi di wilayah perbatasan.
"Tidak pernah masuk wilayah kita, tapi melanggar wilayah perbatasan yang masih dipersengketakan itu sering," kata Imam Sufaat ketika ditanya VIVAnews, Selasa malam.
Pesawat yang sering melanggar itu, kata Kasau, kebanyakan adalah pesawat-pesawat kecil, contoh pernah terjadi di Ambalat, itupun sudah diselesaikan secara diplomasi.
Karena itulah, untuk menjaga kedaulatan NKRI, TNI AU melalui radarnya tetap melakukan patroli rutin secara intensif.
"Jadi saat ini, untuk pengawasan perbatasan kita tidak ada masalah, setiap hari melakukan patroli udara untuk mengawasi (Pesawat Malaysia). Kita selalu siap menghadapi kemungkinan terburuk," tuturnya.
Sedangkan, untuk menunjang kekuatan patroli, TNI Angkatan Udara membeli 16 pesawat Super Tucano dari Brasil. Pesawat tersebut akan digunakan untuk patroli keamanan di daerah-daerah perbatasan. TNI AU juga membeli 3 pesawat Sukhoi untuk menggantikan pesawat jenis MK-53.
Menurut Imam, Super Tucano menggantikan pesawat tempur taktis OV-10 Bronco North American Rockwell. TNI AU akan memanfaatkannya untuk pengamanan di daerah perbatasan. Pesawat juga dipakai untuk memantau penebangan liar, yang selama ini sulit terpantau. (hs)
• VIVAnews
Tidak ada komentar:
Posting Komentar