Slide

Contact Admin

Jumat, 08 Juni 2012

DEPRESIASI, DEPLESI, DAN AMORTISASI


Pengeluaran dibedakan ke dalam dua kategori, yaitu pengeluaran investasi (capital expenditure) dan pengeluaran pendapatan (revenue expenditure). Pengeluaran pendapatan adalah pengorbanan untuk memperoleh pendapatan dalam perioda pengeluaran tersebut. Sedangkan pengeluaran investasi adalah pengorbanan untuk memperoleh aktiva yang manfaatnya dinikmati dalam jangka panjang (lebih dari setahun).

Mengalokasi kos aktiva tetap selain tanah ke tahun-tahun yang menikmati jasa aktiva tetap tersebut dikenal sebagai penyusutan. Kalau yang dialokasi seperti itu adalah kos sumber alam, maka pengalokasiannya disebut deplesi; jika alokasinya untuk aktiva tak berwujud, maka disebut amortisasi.
JUMLAH PENYUSUTAN
Besar kecilnya penyusutan yang dibebankan setiap periode akuntansi dipengaruhi oleh empat variabel kos, taksiran umur ekonomis, taksiran nilai residu, dan pola penggunaan aktiva tetap.

  1. Kos. Kos aktiva tetap meliputi harga faktur bersih yaitu setelah dikurangi potongan tunai bila ada,ditambah seluruh biaya yang dikorbankan sehubungan dengan perolehan aktiva tetap tersebut sampai dalam kondisi siap pakai
  2. Taksiran umur ekonomis. Taksiran umur ekonomis adalah taksiran jumlah periode waktu yang   diperkirakan dapat menerima manfaat aktiva tetap secara ekonomis.
  3. Taksiran nilai residu. Taksiran nilai residu adalah jumlah rupiah yang diharapkan dapat direalisasi pada saat aktiva tetap diberhentikan. Selisih antara kos dan taksiran nilai residu merupakan kos yang akan disusut (depreciable cost). 
  4. Pola penggunaan. Agar dapat menandingkan biaya dengan pendapatan secara layak (proper matching costs against revenues), maka perlu dipertimbangkan pola penggunaan jasa aktiva tetap selama umur ekonomisnya. Biaya penyusutan periodik seharusnya mencerminkan pola penggunaan aktiva tetap setepat mungkin.

METODE PENYUSUTAN
1. Metode Garis Lurus (atas dasar waktu)
Metode garis lurus menetapkan biaya penyusutan untuk masing-masing periode dengan jumlah yang sama dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Kos -taksiran nilai residu / Penyusutan per periode/tahun =  Taksiran umur ekonomis

Misalnya, mesin giling dengan kos sebesar Rp. 6.000.000. taksiran umur ekonomis 10 tahun, taksiran nilai residu Rp. 500.000. penyusutan per periode/tahun adalah:
Rp6.000.000 – Rp500.000
10
= Rp550.000.
Kebaikan metode garis lurus adalah bahwa perhitungannya mudah. Metode ini cocok dipergunakan untuk aktiva tetap yang penggunaannya dari periode ke periode relatif sama, misalnya gedung kantor, meubelair kantor, dan air conditioner.

 2. Metode Jumlah Angka Tahun (Atas Dasar Waktu)
Metode jumlah angka tahun mendasarkan pada suatu pemikiran yang menyatakan bahwa biaya yang berkaitan dengan penggunan aktiva tetap sebagian besar disebabkan oleh dua hal, yaitu biaya pemeliharaan dan penyusutan aktiva tetap. Metode ini merencanakan agar biaya periodik selama umur ekonomisnya dari tahun ke tahun selalu sama besar. Oleh karena itu, untuk mengimbangi biaya pemeliharaan yang semakin lama semakin besar, maka biaya penyusutan pada tahun-tahun pertama ditentukan lebih besar dari tahun-tahun berikutnya. Cara yang dipergunakan adalah sebagai berikut: 

1. Masing-masing tahun diberi angka yang bobotnya sebesar sisa umur aktiva pada tahun yang  bersangkutan. Misalnya, untuk aktiva tetap yang umur ekonomisnya 10 tahun, tahun pertama diberi angka 10, sebab sisa umur pada tahun pertama adalah 10 tahun.
2. Jumlahkan angka-angka tahun pada butir 1 di atas;
10 + 9 + 8 + 7 + 6 + 5 + 4 + 3 + 2 + 1 = 55

      Contoh :
      Harga perolehan Rp 6.000.000,00 dengan taksiran nilai residu risidu Rp 1.000.000,00. Dasar penyusutan adalah Rp5.000.000,00 dengan umur pemakaian ekonomis 4 tahun.
      Tahun            Tarif              Dasar penyusutan                     Penyusutan
      1                      4/10             Rp. 5.000.000,00                   Rp. 2.000.000,00
      2                      3/10             Rp. 5.000.000,00                   Rp.  1.500.000,00
      3                      2/10             Rp. 5.000.000,00                   Rp.  1.000.000,00  
      4                      1/10             Rp. 5.000.000,00                   Rp.      500.000,00
      Jumlah                                  Rp.  5.000.000,00
      3.      Penyusutan masing-masing tahun adalah dengan mengalikan depreciable cost dengan angka pecahan. Angka pecahan untuk suatu tahun tertentu adalah pembilangnya angka tahun yang bersangkutan dan penyebutnya jumlah angka tahun.
3. Metode Output Produktif (atas dasar Prestasi)
Metode output produktif mendasarkan pada teori bahwa aktiva tetap diperoleh untuk jasa yang ia sediakan dalam bentuk hasil produksi. Metode ini membutuhkan suatu taksiran total satuan hasil dari aktiva tetap. Adapun penyusutan untuk setiap satuan hasil dihitung dengan cara membagi depreciable cost dengan taksiran total satuan hasil produksi. Penyusutan untuk setiap unit menurut perhitungan di atas dikalikan dengan jumlah satuan hasil produksi yang dihasilkan pada periode yang bersangkutan. Dengan demikian, maka penyusutan untuk masing-masing periode berfluktuasi sesuai dengan jumlah satuan hasil yang dihasilkan oleh aktiva tersebut.


4. Metode saldo menurun / saldo menurun ganda (declining / double declining balance method)
Metode jumlah menurun ini akan menghasilkan beban penyusutan yang menurun setiap periode. Metode ini beranggapan bahwa aktiva baru sangat besar peranannya dalam usaha mendapatkan penghasilan, peranan aktiva tersebut semakin lama semakin mengecil seiring dengan semakin tuanya aktiva tersebut. Tarif pajak dalam metode ini ditentukan terlebih dahulu dan besarnya sama untuk setiap tahun.
Penyusutan dihitung dengan mengalikan tarif dengan nilai buku yang semakin kecil.
Contoh :
Harga perolehan Rp 6.000.000.00 dengan taksiran nilai residu risidu Rp 1.000.000,00. Dasar penyusutan adalah Rp5.000.000,00 dengan umur pemakaiain ekonomis 4 tahun. Ditentukan bahwa tarif pajak adalah 50% per tahun. Dengan demikian penyusutan tiap tahun adalah sebagai berikut :
Contoh :
Tahun              Nilai buku                    Tarif                             Penyusutan
1                        Rp 6.000.000,00      50%                           Rp  3.000.000,00
2                        Rp 3.000.000,00      50%                           Rp  1.500.000,00
3                        Rp 1.500.000,00      50%                           Rp     750.000,00
4                        Rp 750.000,00         50%                           Rp     375.000,00


PEMBERHENTIAN AKTIVA TETAP

Aktiva tetap yang menjadi subyek penyusutan seperti gedung, mesin, kendaraan, dan sebagainya, setelah umur ekonomisnya habis akan segera diberhentikan dan diganti dengan aktiva tetap sejenis yang baru.
Ada dua jurnal yang harus dibuat pada waktu aktiva tetap itu diberhantikan yaitu:
      1.      Mencatat penyusutan untuk periode pemberhentian. Adapun jangka waktu yang menjadi dasar perhitungan (dalam hal penyusutan dilakukan dengan dasar waktu) adalah sejak awal periode pemberhentian sampai dengan tanggal periode pemberhentiannya.
Biaya penyusutan mesin xxx
Akum peny mesin xxx
      2.      Mencatat pemberhentian aktiva tetap dengan mendebit rekening akumulasi penyusutan sebesar jumlah penyusutan sampai tanggal pemberhentian dan mengkredit rekening aktiva tetap yang bersangkutan sebesar kos perolehannya.
Akum peny mesin xxx
Mesin xxx
PELEPASAN AKTIVA TETAP

Jika aktiva tetap dijual kembali, maka rugi atau untung akan timbul. Jika harga jual lebih besar daripada nilai bukunya, maka untung diakui, dan begitu pula sebaliknya.
Jurnal yang dibuat jika aktiva tetap dijual di atas nilai buku adalah:
Kas xxx
Akum peny AT xxx
Akt. Tetap xxx
Untung pelepasan AT xxx
Jurnal yang dibuat jika aktiva tetap dijual di bawah nilai buku adalah:
Kas xxx
Akum peny AT xxx
Rugi pelepasan AT xxx
Akt. Tetap xxx
Jurnal yang dibuat jika aktiva tetap dijual sama dengan nilai buku adalah:
Kas xxx
Akum peny AT xxx
Akt. Tetap xxx
TUKAR TAMBAH AKTIVA SEJENIS

Tukar tambah adalah transaksi pertukaran aktiva tetap antara perusahaan dan pihak luar (perusahaan lain). Perusahaan menyerahkan aktiva tetap lama dan menerima aktiva tetap baru dari pihak luar. Oleh karena aktiva tetap baru sudah barang tentu harganya lebih mahal daripada aktiva tetap lama, maka selisih harga ini akan dibayar dengan uang tunai.
Jurnal yang dibuat ketika aktiva tetap ditukar adalah:
Akt. Tetap (baru) xxx
Akum peny AT (lama) xxx
Akt. Tetap (lama) xxx
Kas xxx
DEPLESI
 

Deplesi merupakan alokasi kos perolehan sumber-sumber alam ke periode-periode yang menerima manfaat dari sumber itu. Biaya deplesi dihitung dengan metode satuan produksi yang berarti bahwa biaya deplesi merupakan fungsi jumlah satuan yang dieksploitasi selama satu periode. Deplesi untuk setiap unit dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Kos perolehan – nilai residu
Biaya Deplesi/unit =
Taksiran unit yg tersedia
Dan jurnal untuk mencatat biaya deplesi adalah:
Biaya deplesi ….. xxx
Akum deplesi …. xxx

AMORTISASI

Amortisasi adalah alokasi kos perolehan aktiva tidak berwujud ke priode-periode yang menerima manfaat dari aktiva tersebut. Amortisasi biasanya menggunakan metode garis lurus.
Jurnal untuk mencatat Amortisasi pada akhir periode adalah sebagai berikut:
Biaya amortisasi Hak Paten xxx
Hak Paten xxx
(contoh : Amortisasi hak paten)

PENYAJIAN DI NERACA

Aktiva tetap dilaporkan secara terpisah dari aktiva tidak berwujud dan sumber alam. Aktiva aktiva tetap selain tanah aktiva tak berwujud, dan sumber daya alam dinilai sebesar nilai bukunya, adapun tanh dinilai sebesar kos perolehannya. Penyajiannya urut berdasarkan kekekalannya. Tanah, misalnya, disajikan terlebih dahulu dari gedung dan dinilai sebesar kos perolehan.





Tidak ada komentar:

Follower