Slide

Contact Admin

Sabtu, 22 Desember 2012

Photo 360 Derajat

inilah rahasia Photo 360 Derajat.....!!!
ternyata semua orangpun bisa membuatnya tanpa menggunakan kamera mahal....... Foto ini Hasil dari jepretan kamera Nokia Asha 311 milik saya sendiri, penggabungan dari sekitar 42 Frame..... yang selanjutnya di gabung menjadi satu Foto menggunakan Software yang bisa di download  http://research.microsoft.com/en-us/um/redmond/groups/ivm/ice/ setelah selesai penggabungan file awal akan seperti ini dengan format .jpg


selanjutnya file format .jpg tersebut di upload ke situs panorama  http://www.dermandar.com/ sebenernya masih banyak situs2 yang menyediakan photo panorama 360 derajat.......dan hasilnya akan seperti di bawah ini


Link http://www.dermandar.com/p/cVoTCF/rumah-ku2
Selamat mencoba teman2....semoga berhasil......

Sabtu, 15 Desember 2012

Foto 360 Derajat

Foto 360 Derajat "Ekspedisi Cincin Api" Menjadi Daya Tarik
Penulis : Vitalis Yogi Trisna | Rabu, 12 Desember 2012 | 16:16 WIB

 

KOMPAS IMAGES/VITALIS YOGI TRISNA Editor Foto Kompas.com, Fikria Hidayat mengisi diskusi pada rangkaian pameran Ekspedisi Cincin Api di Gedung Kompas Gramedia, Palmerah, Jakarta Selatan, Rabu (12/12/2012). Pameran ini merupakan karya fotografer Kompas dan Kompas.com selama mengikuti perjalanan Ekspedisi Cincin Api yang mendaki lebih dari 25 gunung dan menjejakan kaki di empat pulau terbesar di Indonesia.

JAKARTA, KOMPAS.com - Salah satu terobosan baru yang dilakukan oleh Tim Ekspedisi Cincin Api Kompas yaitu membuat dokumentasi dalam bentuk foto virtual reality 360 derajat. lewat foto itu, pengunjung seolah-olah dibawa merasakan langsung situasi di lokasi karena bisa melihat sekeliling dan dari atas ke bawah.
Karena merupakan suatu inovasi baru pada dunia foto jurnalistik, 360 derajat menjadi perhatian dari mahasiswa yang mengikuti diskusi pada rangkaian Pameran Foto Ekspedisi Cincin Api di lobi Gedung Kompas Gramedia.
"Ini untuk pertama kalinya saya melihat foto 360 derajat, unik melihatnya," ujar Dimas Adrianto, mahasiswa Universitas Nasional (Unas) usai mengikuti diskusi di Gedung Kompas Gramedia, Palmerah, Jakarta Selatan, Rabu (12/12/2012). Menurut Dimas dirinya sangat tertarik untuk dapat mempraktikan apa yang tadi sudah dibahas.
"Tadi sempat dijelaskan singkat cara membuat foto 360 derajat, semoga aja bisa jadi bekal awal untuk belajar," ujar Dimas. Mahasiswa yang hobi fotografi ini juga berharap kelak akan diadakan semacam workshop 360 derajat untuk dapat belajar lebih jauh.
Sementara itu, Fikria Hidayat yang menjadi penanggung jawab pembuatan foto 360 derajat mengatakan, siapapun bisa belajar 360 derajat. "360 derajat tidak harus menggunakan kamera canggih dan alat-alat mahal, bahkan hanya dengan kamera poket atau kamera handphone pun bisa dibuat," ujar pria yang juga merupakan Editor Foto dari Kompas.com itu.
Fikria yang turut menjadi tim ekspedisi juga menerangkan bahwa dibutuhkan sebuah software untuk menyatukan foto-foto menjadi 360 derajat. "Softwarenya yang digunakan juga tidak mahal, malah yang gratis pun juga tersedia," kata Fikria.
Seperti diketahui foto 360 derajat sendiri selain digunakan untuk Ekspedisi Cincin Api juga sudah digunakan untuk Kanal Properti di Kompas.com. Bahkan perkembangannya, kini di Kanal Otomotif pun sudah ada foto 360 derajat yang mengambil objek interior dan eksterior mobil.
Dokumentasi foto-foto 360 derajat Ekspedisi Cincin Api dapat dilihat di http://ekspedisi.kompas.com/cincinapi/index.php/photo360/0

Editor :
Tri Wahono

Sumber : http://travel.kompas.com/read/2012/12/12/1616264/Foto.360.Derajat.Ekspedisi.Cincin.Api.Menjadi.Daya.Tarik




Contoh buatanku Sendiri.....hehehehe....yang di bawah ini....






Senin, 10 Desember 2012

Indonesia Menunggu Sanksi FIFA

Penulis: Ary Wibowo | Senin, 10 Desember 2012 | 08:00 WIB

AFP
Suporter Indonesia mengibarkan bendera Merah Putih raksasa saat menyaksikan tim kesayangannya menghadapi Malaysia, pada matchday ketiga Grup B Piala AFF 2012, di Stadion Bukit Jalil, Sabtu (1/12/2012).
JAKARTA, KOMPAS.com - Kondisi sepak Bola Indonesia semakin semerawut. Persoalan dualisme kompetisi hingga konflik organisasi yang terus menjadi-jadi, semakin membuat tidak jelas arahnya sepak bola negeri ini. Beberapa hari ke depan sepak bola Indonesia pun akan kembali dihadapkan pada kosa kata yang sudah tak asing lagi, yakni sanksi FIFA.

Sanksi FIFA sejatinya bukan barang baru dalam dunia sepak bola Indonesia. Melalui surat tertanggal 13 Januari 2012 lalu, FIFA sempat meminta agar Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia dan Komite Penyelamat Sepak Bola Indonesia (KPSI) segera menyelesaikan persoalan dualisme kompetisi sepak bola Indonesia dengan deadline pada Maret.

PSSI dan KPSI memang sempat bersama-sama menandatangani MoU atau nota kesepahaman di markas AFC, Kuala Lumpur, Malaysia, 7 Juni 2012. Namun, hal tersebut seakan diabaikan karena hingga saat ini tidak ada hasil dan langkah nyata ditampilkan kedua kubu yang bertikai itu.

Lihat saja, sering molornya sejumlah rapat Joint Committe (JC) karena KPSI dinilai sengaja mengulur pertemuan tersebut. Belum lagi dengan adanya deadlock saat JC melakukan rapat ketiga tentang masalah harmonisasi tim nasional Indonesia menjelang keikutsertaannya di Piala AFF 2012 November lalu.

Jika sudah seperti ini, anak bangsalah yang akan menjadi korban. Salah satu contoh adalah kegagalan timnas di Piala AFF jelas tidak bisa dilepaskan dari tanggung jawab para pengurus sepak bola yang bertikai itu. Konflik yang tak kunjung usai, membuat Pelatih Nilmaizar kesulitan untuk membangun tim karena KPSI terus melarang klub ISL melepas pemainnya membela skuad Garuda.
Di sisi lain, kubu PSSI sendiri juga terkesan tidak berusaha membangun persatuan. Mereka dinilai memelintir kesepakatan di MoU dengan berdasarkan statuta. Padahal, sudah jelas landasan MoU lebih urgen daripada berkutat pada wacana statuta yang terkesan manipulatif. Sebagai contoh soal peserta Kongres Palangkaraya yang sudah diamanatkan MoU adalah peserta Kongres Solo. Namun, masih saja dipelintir sehingga memperpanjang persoalan.
Jika PSSI punya itikad baik dengan cara berpegang pada MoU, maka persoalan akan selesai. Demikian juga sebaliknya dengan KPSI.

Sanksi
Atas segala persoalan yang tidak kunjung selesai itu, FIFA akhirnya kembali mengirimkan suratnya tertanggal 26 November yang ditandatangani Sekjen Jerome Valcke terkait penyelesaian dualisme kompetisi maupun kepengurusan organisasi sepak bola Indonesia.

Dalam suratnya, FIFA memberi tenggat waktu kepada Indonesia hingga 10 Desember atau hari ini untuk menyelesaikan berbagai masalah itu. Bila gagal, FIFA akan mengeluarkan sanksi ketika Federasi Sepak Bola Dunia ini menggelar pertemuan di Tokyo, 14 Desember mendatang.

PSSI melalui Sekjen Halim Mahfudz sempat mengaku tidak khawatir jika Indonesia dibekukan FIFA karena tidak menjalankan MoU PSSI dan KPSI. Ia menilai, MoU itu tidak dapat langsung diaplikasikan karena harus melalui perubahan statuta yang lebih dulu akan dibicarakan dalam kongres.

Isi MoU itu antara lain berisi pengembalian empat anggota Komite Eksekutif PSSI yang dipecat, penyatuan liga, dan penyelenggaraan kongres dengan peserta sesuai dengan peserta kongres luar biasa (KLB) di Solo pada 9 Juli 2011.

”Kita tidak masalah dibekukan, dilarang, atau dibubarkan. Kalau buat kami, lebih baik disanksi, tetapi kami tetap melaksanakan statuta daripada kita melanggar statuta dan dibekukan," kata Halim.

Walhasil, PSSI pun berencana untuk tetap menggelar kongres di Palangkaraya meski hingga kemarin malam belum mendapat rekomendasi dari Kemenpora, yang saat ini dipimpin oleh Pejabat Sementara Agung Laksono. Pasalnya, Kemenpora merasa belum mendapatkan daftar verifikasi peserta kongres yang sesuai dengan MoU.

"Cobalah lepaskan baju-baju kepentingan golongan masing-masing. (Sepak bola Indonesia) ini sudah darurat dan menyangkut kepentingan negara, jadi harus segera diselesaikan," kata Agung.
Karena masalah itu, KPSI pun berencana untuk membentuk kongres sendiri di Jakarta, Senin (10/12/2012), yang akan dimotori empat anggota Eksekutif Komite yang dipecat yaitu, La Nyalla Matalliti, Tony Apriliani, Erwin Budiawan dan Roberto Rouw.  Dengan demikian, kembali kedua kubu itu jalan sendiri-sendiri dan tidak ada kebersamaan membangun sepak bola Indonesia.

Bosan
Melihat sejumlah fakta di atas, maka wajar rakyat Indonesia saat ini sudah bosan dengan aksi pertikaian PSSI dan KPSI yang tidak mengenal kata akhir. Ratusan juta masyarakat juga sepertinya sudah tidak peduli dengan siapa yang akan memenangkan duel perseteruan panjang kedua kubu tersebut.

Semestinya PSSI dan KPSI sadar meskipun ada seribu kali KLB, akan tetap sia-sia jika dendam PSSI dan KPSI itu terus tercipta. Harus ada kebersamaan membangun sepak bola Indonesia dengan hati. Jika kondisinya terus seperti ini, publik sepak bola Indonesia tinggal menunggu reaksi FIFA untuk menjatuhkan sanksi.

Jika kemungkinan terburuk itu terjadi, mungkin saja ada berkah tersendiri bagi sepak bola Indonesia, karena pemerintah dapat dijadikan ajang bersih-bersih menyingkirkan para loyalis politik yang terus mengotori lapangan sepak bola. Toh, jika menilai timnas yang akan dikorbankan, perjuangan mereka juga selalu dijadikan alat permainan dari konflik tersebut sehingga terus tertunduk di podium kekalahan sejak 21 tahun silam.

Karena itu kedua pengurus itu harus menanyakan kepada masyarakat Indonesia, apa yang diharapkan mereka untuk sepak bola? Jawabannya hanya satu, yaitu mendapatkan prestasi, titik! Jika pengurus sekarang terlalu bebal memaknai keinginan itu, semoga nanti generasi baru yang dapat mencetak dan mengelola sepak bola yang lebih memahami keinginan 240 juta rakyat Indonesia.

Sumber : http://bola.kompas.com/read/2012/12/10/08002387/Indonesia.Menunggu.Sanksi.FIFA

Kamis, 06 Desember 2012

Berselancar Singkat dengan Tablet Surface

Susetyo Dwi Prihadi - detikinet
Rabu, 05/12/2012 13:09 WIB

Klik "Next" untuk membaca artikel selanjutnya 1 dari 6 Next »
 
Jakarta - Bersamaan dengan kehadiran Windows 8 dan Windows RT, Microsoft mengumumkan kehadiran tablet perdananya yang diberi nama Surface. Bukan sekadar tablet biasa, Surface juga berfungsi layaknya netbook. Bagaimana kemampuannya?

Memang, Surface belum pasti masuk Indonesia. Jadi rasa penasaran untuk bisa merasakan sensasi tablet hybrid ini mesti ditunggu lebih lama.

Beruntung, pada kesempatan peluncuran Nokia Lumia 920 di Senayan City, satu buah unit Surface hadir nyempil di antara perangkat mobile terbaru dari Nokia tersebut. Maka kesempatan itu tak disia-siakan detikINET.

Nah, seperti apa rasanya pengalaman pertama berseluncur dengan Surface. Berikut, detikINET rangkumkan, Rabu (5/12/2012).



Next page :                                  



Desain menarik
Baca Juga

Follower