Herdaru Purnomo - detikFinance
Jakarta - Dalam dua tahun belakangan cadangan devisa telah meningkat cukup signifikan yakni sebesar US$ 43 miliar sejak 2008. Bank Indonesia (BI) mencatat cadangan devisa RI telah menyentuh level US$ 93 miiliar hingga akhir November 2010 ini.
"Jika dibandingkan pada tahun 2008, cadangan devisa kita telah meningkat US$ 43 miliar dimana sekarang berada di level US$ 93 miliar," ujar Deputi Gubernur Bank Indonesia Hartadi Agus Sarwono disela acara Economic Outlook 2011 di Hotel JW Marriot, Senin (29/11/2010).
Hartadi menjelaskan, ketika krisis global menerpa pada tahun 2008, Indonesia juga terkena dampaknya dan cadangan devisa RI tergerus hingga level US$ 50 miliar.
"Cadangan devisa tergerus karena digunakan untuk menjaga gejolak nilai tukar rupiah yang mengalami depresiasi," tambahnya.
Tetapi, lanjut Hartadi, seiring dengan membaiknya perekonomian serta kebijakan yang dilakukan diwaktu krisis Indonesia bisa terlepas dari dampak negatifnya.
"Kita bisa me-manage perekonomian dan memberikan dampak positif. Sehingga persepsi investor sangat baik," tambahnya.
Dengan membaiknya persepsi investor, lanjut Hartadi, aliran modal masuk (capital inflow) mengalir cukup deras. Oleh karena itu, sambungnya cadangan devisa terus tumbuh secara signifikan.
"Cadangan devisa dan neraca pembayaran terus menunjukkan perbaikan sehingga nantinya bisa menjaga perekonomian ketika suatu saat mengalami gejolak," katanya.
"Kita terus memupuk cadangan devisa kedepan itu berarti sedia payung sebelum hujan," imbuh Hartadi.
Berdasarkan data Bank Indonesia, cadangan devisa Indonesia hingga 29 Oktober 2010 mencapai US$ 91,799 miliar. Angka itu merupakan yang terbesar dalam sejarah perekonomian Indonesia.
Berikut posisi cadangan devisa selama tahun 2010 :
* 31 Januari 2010 : US$ 70 miliar
* 28 Februari 2010 : US$ 69,7 miliar
* 31 Maret 2010 : US$ 71,4 miliar
* 29 April 2010: US$ 77 miliar.
* 31 Mei 2010 :US$ 74,5 miliar
* 30 Juni 2010 : US$ 76,3 miliar
* 31 Juli 2010 : US$ 78,7 miliar
* 31 Agustus 2010 : US$ 81,3 miliar
* 30 September 2010 : US$ 86,2 miliar.
(dru/qom)
30/11/2010
sumber : detik.com
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar