LANDASAN TEORI
2.1
Hutang
2.1.1 Pengertian Hutang
Hutang adalah sesuatu
yang dipinjam. Seseorang atau badan usaha yang meminjam disebut debitur. Entitas yang
memberikan utang disebut kreditur. (http://id.wikipedia.org/wiki/Hutang)
Hutang adalah memberikan sesuatu yang menjadi hak milik pemberi pinjaman kepada peminjam dengan pengembalian di kemudian hari sesuai perjanjian dengan jumlah yang sama. (http://organisasi.org/hutang_piutang_menurut_ajaran_islam_definisi_pengertian_hukum_rukun_manfaat_dari_hutang_piutang_pendidikan_agama_islam)
Hutang
adalah kewajiban perusahaan yang timbul karena tindakan atau
transaksi–transaksi di masa lampau untuk memperoleh aktiva atau jasa,
yang
pelunasannya baru akan dilakukan di masa yang akan datang, baik dengan
penyerahan uamg tunai, aktiva-aktiva tertentu lainnya, jasa maupun
dengan
menciptakan hutang baru. Hutang dapat menimbulkan kewajiban keuangan ataupun
kewajiban pelaksanaan. Sebagai contoh, kewajiban keuangan misalnya hutang
usaha, hutang pajak, hutang deviden, hutang bunga dan sebagainya, sedangkan kewajiban
pelaksanaan, misalnya sewa yang diterima di muka, beban yang
diterima di muka, uang garansi pembelian dari para pembeli.
Liabilitas (bahasa Inggris: liability)
adalah utang yang harus dilunasi atau pelayanan
yang harus dilakukan pada masa datang pada pihak lain. Liabilitas adalah
kebalikan dari aset yang merupakan sesuatu yang dimiliki.
Contoh liabilitas adalah uang yang dipinjam dari pihak lain, giro atau cek yang
belum dibayarkan, dan pajak penjualan yang belum dibayarkan ke negara. (http://id.wikipedia.org/wiki/Kewajiban)
Istilah liabilitas diadopsi dari bahasa Inggris liability
untuk menggantikan istilah sebelumnya, kewajiban. Kini kata kewajiban digunakan
untuk merujuk pada istilah bahasa Inggris obligation.
Liabilitas
dimasukkan dalam neraca
dengan saldo normal kredit,
dan biasanya dibagi menjadi dua kelompok, yaitu:
- Liabilitas jangka pendek - liabilitas yang dapat diharapkan untuk dilunasi dalam jangka pendek (satu tahun atau kurang). Biasanya terdiri dari utang pembayaran (hutang dagang, gaji, pajak, dan sebagainya), pendapatan ditangguhkan, bagian dari utang jangka panjang yang jatuh tempo dalam tahun berjalan, obligasi jangka pendek (misalnya dari pembelian peralatan), dan lain-lain.
- Liabilitas jangka panjang - liabilitas yang penyelesaiannya melebihi satu periode akuntansi (lebih dari satu tahun). Biasanya terdiri dari utang jangka panjang, obligasi pensiun, dan lain-lain.
Metode pencatatan utang
Ada dua
metode pencatatan utang, yaitu account payable procedure dan voucher
payable procedure.
1. Dalam account payable procedure,
catatan utang adalah berupa kartu utang yang diselenggarakan untuk setiap
kreditur, yang memperlihatkan catatan mengenai nomor faktur dari pemasok,
jumlah yang terutang, jumlah pembayaran, dan saldo utang.
2. Dalam voucher payable procedure,
tidak menggunakan kartu utang. Tapi menggunakan arsip voucher yang disimpan
dalam arsip menurut abjad atau menurut tanggal jatuh temponya. Arsip bukti kas
keluar ini berfungsi sebagai catatan utang.
2.1.2
Jenis
– jenis hutang
Struktur hutang menjelaskan suatu
komposisi jangka waktu hutang yang dipergunakan oleh perusahaan, baik jangka
pendek, menengah, ataupun jangka panjang, dan dipengaruhi oleh besar kecilnya
hutang tersebut
Macam-macam hutang antara lain:
Macam-macam hutang antara lain:
- Hutang Jangka Pendek
- Hutang Jangka Panjang
Hutang Jangka Pendek
Hutang yang harus dilunasi dalam jangka waktu pendek, paling lama satu tahun sesudah tanggal neraca, atau harus dilunasi dalam jangka waktu satu siklus operasi normal perusahaan yang bersangkutan (tergantung mana yang lebih panjang).
Hutang yang harus dilunasi dalam jangka waktu pendek, paling lama satu tahun sesudah tanggal neraca, atau harus dilunasi dalam jangka waktu satu siklus operasi normal perusahaan yang bersangkutan (tergantung mana yang lebih panjang).
Sumber
pendanaan Hutang jangka pendek dikelompokkan menjadi:
- Variable Keputusan Pasif, jumlah sumber dana tersebut akan tergantung pada keputusan aspek yang lainnya sesuai dengan aktivitas perusahaan. Misalnya: pembelian bahan baku secara kredit, rekening-rekening accruals.
- Variable Keputusan Aktif, perusahaan harus secara aktif mencari dan mendapatkan sumber dana dan dalam memperolehnya harus mempunyai perjanjian-perjanjian formal kepada Kreditor. Misalnya: hutang Bank.
Ada beberapa jenis hutang jangka
pendek yaitu :
1. Hutang Dagang
Hutang dagang atau account
payable adalah jumlah uang yang masih harus dibayarkan kepada pemasok,
karena perusahaan melakukan pembelian barang atau jasa. Salah satu contoh
hutang dagang adalah pembelian barang dagangan atau peralatan kantor secara
kredit. Hutang ini tidak memerlukan
surat atau perjanjian
tertulis sehingga pelaksanaannya didasarkan atas rasa saling percaya.
2. Hutang wesel atau Promes
Hutang wesel atau promes
adalah kewajiban yang dibuktikan dengan janji tertulis tanpa syarat untuk
membayar sejumlah uang tertentu pada tanggal
yang telah ditentukan di
kemudian hari. Oleh karena itu dapat
dikatakan bahwa hutang ini bersifat lebih formal dibandingkan dengan hutang
dagang biasa. Apabila wesel dibuat dengan jangka waktu kurang dari satu tahun
maka wesel tersebut digolongkan sebagai hutang lancar. Proses timbulnya hutang
wesel sama seperti hutang dagang, yaitu dari kegiatan pembelian barang atau
jasa secara kredit. Dapat juga terjadi pada awalnya merupakan hutang dagang
biasa kemudian dengan tujuan untuk lebih memberikan kepastian bagi kreditur
maka hutang dagang tersebut berubah menjadi hutang wesel.
3. Beban-beban yang masih harus dibayar (accrual liabilities) Beban-beban yang harus dibayar adalah kewajiban terhadap beban-
beban yang telah terjadi,
tapi belum dibayar karena belum jatuh tempo pada akhir periode yang
bersangkutan. Yang termasuk dalam kelompok ini
adalah hutang gaji dan upah, hutang komisi, dan hutang bunga. Dalam
contoh di atas telah diberikan contoh mengenai bunga yang masih harus dibayar
atau
hutang bunga.
Gaji dan upah yang
dibayarkan kepada karyawan dan buruh perusahaan pada umumnya telah dipotong
dengan bermacam–macam potongan. Misalnya :
Ø Pajak Pendapatan.
Ø Pensiun.
Ø Asuransi hari tua.
Ø Tabungan wajib.
Ø Iuran wajib.
Selama dana–dana tersebut
belum digunakan harus nampak sebagai pos hutang di dalam neraca perusahaan.
4.
Hutang Deviden
Hutang deviden adalah
deviden yang dapat dibayar sebagaimana
diumumkan oleh dewan
komisaris perusahaan tapi pada akhir periode belum dibayar dan dicatat sebagai
hutang deviden. Perseroan Terbatas yang sudah mengumumkan adanya pembagian
deviden kepada para pemegang saham sudah harus mengakui adanya hutang pada saat
pengumuman.
5. Pendapatan yang diterima di muka
Kadang-kadang ada beberapa
jenis pendapatan yang dapat diterima lebih dahulu seperti uang langganan
majalah atau sewa. Pos ini dinyatakan sebagai
hutang, karena menggambarkan
suatu klaim terhadap perusahaan. Pada umumnya kewajiban ini diselesaikan dengan
menyerahkan barang atau jasa dalam periode akuntansi berikutnya. Jika terdapat
penerimaan di muka
melampaui satu periode
akuntansi berikutnya harus dilaporkan dalam neraca sebagai kelompok tersendiri
(terpisah dari hutang jangka pendek).
6.
Bagian dari Hutang Jangka
Panjang Yang Jatuh Tempo
Terdapat beberapa hutang jangka panjang dan wesel bayar jangka
panjang
yang harus dibayar secara angsuran. Bagian dari hutang jangka panjang yang
jatuh tempo atau harus dibayar dalam waktu 12 bulan, harus
digolongkan
sebagai hutang jangka pendek. Jumlah ini
tidak termasuk jumlah beban bunga yang harus dibayar karena beban bunga ini
akan dibukukan dalam akun hutang bunga.
7. Penyajian Hutang Lancar dalam Neraca
Menurut PSAK No.1 suatu kewajiban diklasifikasikan sebagai
kewajiban
jangka pendek, jika: (a)
diperkirakan akan diselesaikan dalam jangka waktu siklus normal operasi
perusahaan; atau (b) jatuh tempo dalam jangka waktu dua belas bulan dari
tanggal neraca. Semua kewajiban di lluar itu harusdiklasifikasikan sebagai
kewajiban jangka panjang.
Hutang lancar adalah
kelompok hutang yang harus dilaporkan paling atas dalam neraca. Dalam kelompok
ini, setiap jenis hutang dicantumkansecara terpisah dan informasi mengenai
jangka waktu utang wesel serta
informasi penting lainnya
harus diungkapkan dalam catatan atas laporankeuangan. Cara penyajian yang umum
dalam praktik adalah denganmencantumkan hutang wesel paling atas kemudian
hutang dagang, danberikutnya utang lancar lainnya.
Hutang Jangka Panjang
Pada umumnya hutang jangka panjang mempunyai waktu sekitar lebih dari 5 tahun, bahkan ada yang beranggapan bahwa hutang ini mempunyai jangka waktu 10 tahun.
Hutang jangka panjang mempunyai kaitan dengan struktur modal. Apabila perusahaan meminjam dana dan mengembalikannya dalam jangka waktu yang relatif lama maka pinjaman/ hutang tersebut akan menjadi bagian dari struktur modal perusahaan.
Perbandingan antara hutang jangka panjang yang bersifat pinjaman dan modal sendiri biasanya didefinisikan sebagai modal.
Hutang jangka panjang juga terbentuk akibat diperpanjangnya pinjaman/ hutang jangka pendek maupun hutang jangka menengah, hal itu dilihat atas dasar waktu pembayaran hutang tersebut.
Jenis-jenis hutang jangka panjang antara lain:
Pada umumnya hutang jangka panjang mempunyai waktu sekitar lebih dari 5 tahun, bahkan ada yang beranggapan bahwa hutang ini mempunyai jangka waktu 10 tahun.
Hutang jangka panjang mempunyai kaitan dengan struktur modal. Apabila perusahaan meminjam dana dan mengembalikannya dalam jangka waktu yang relatif lama maka pinjaman/ hutang tersebut akan menjadi bagian dari struktur modal perusahaan.
Perbandingan antara hutang jangka panjang yang bersifat pinjaman dan modal sendiri biasanya didefinisikan sebagai modal.
Hutang jangka panjang juga terbentuk akibat diperpanjangnya pinjaman/ hutang jangka pendek maupun hutang jangka menengah, hal itu dilihat atas dasar waktu pembayaran hutang tersebut.
Jenis-jenis hutang jangka panjang antara lain:
- Obligasi
- Hipotik
- Kredit Investasi
Pertimbangan Dalam Keputusan Hutang
Semakin lama pinjaman/hutang maka semakin aman perusahaan karena semakin kecil menanggung resiko kebangkrutan, akan tetapi biaya bunganya semakin besar.
Semakin besar kemungkinan dalam memperpanjang jangka waktu hutang, maka semakin besar biaya perpanjangan yang harus dikeluarkan dan kemungkinan akan menanggung resiko kebangkrutan. (http://kumpulan-artikel-ekonomi.blogspot.com/2009/08/struktur-hutang.html)
Semakin lama pinjaman/hutang maka semakin aman perusahaan karena semakin kecil menanggung resiko kebangkrutan, akan tetapi biaya bunganya semakin besar.
Semakin besar kemungkinan dalam memperpanjang jangka waktu hutang, maka semakin besar biaya perpanjangan yang harus dikeluarkan dan kemungkinan akan menanggung resiko kebangkrutan. (http://kumpulan-artikel-ekonomi.blogspot.com/2009/08/struktur-hutang.html)
Timbulnya
Hutang Jangka Panjang
Hutang
jangka panjang umumnya timbul apabila perusahaan membutuhkan tambahan dana.
Apabila dana ini akan digunakan untuk investasi dalam aktiva tetap yang akan
memberikan hasil dalam jangka panjang seperti misalnya untuk pembuatan gedung
atau pembelian mesinmesin, maka dana yang dibutuhkan sebaiknya diperoleh dari
hutang jangka panjang atau modal sendiri.
Jenis-jenis
Hutang Jangka Panjang
Di
dalam praktik kita mempunyai berbagai jenis hutang jangka
panjang,
tetapi pada umumnya hutang jangka panjang dapat dibedakan menjadi dua golongan
yaitu:
1.
Hutang hipotik adalah
pinjaman yang harus dijamin dengan harta tidak bergerak. Di dalam perjanjian
hutang disebutkan kekayaan peminjam yang dijadikan jaminan misalnya berupa
tanah atas gedung. Jika
peminjam tidak melunasi
pinjaman pada waktunya, maka pemberi pinjaman dapat menjual jaminan untuk diperhitungkan dengan pinjaman
yang bersangkutan.
2.
Hutang Obligasi ialah hutang
yang diperoleh melalui penjualan surat-surat obligasi. Pembeli obligasi disebut
pemegang obligasi yang bertindak
sebagai pemberi pinjaman. Dalam surat obligasi dan
ketentuan-ketentuan
lain sesuai dengan jenis
obligasi yang bersangkutan.
Hipotik
Pinjaman
hipotik biasanya diambil jika dana yang diperlukan dapat dipinjam dari satu
sumber, misalnya dengan mengambil peinjaman dari suatu bank tertentu.
Kredit-kredit bank dengan jaminan harta tak bergerak adalah contoh hipotik yang
banyak dijumpai dalam praktik. Mengingat pinjaman hipotik hanya diambil dari
satu sumber maka akuntansi untuk hipotik relatif sederhana.
Obligasi
pinjaman
obligasi mengandung berbagai masalah dan
variasi yang berpengaruh pula pada akuntnasinya. Pembahasan dalam buku ini akan
dititik beratkan pada akuntansi untuk pinjaman obligasi.
Jenis-jenis Obligasi Dalam masyarakat berbagai macam obligasi yang diperlukan untuk pembelanjaan
perusahaan. Jenis yang paling banyak dikenal ialah:
Ø Obligasi terjamin, adalah
obligasi terjamin yang masih dibedakan menurut jenis kekayaan yang
dijadikan jaminan seperti misalnya :
i)
Dijamin Harta Tak Bergerak
Tanah Atau Gedung
ii)
Dijamin Harta Bergerak
Seperti Mesin, Perlengkapan Dan Kekayaan Lainnya.
Apabila obligasi terjamin
tidak dapat dilunasi pada tanggal jatuh temponya maka kekayaan yang menjadi
jaminan harus dijual untuk
melunasi obligasi tersebut.
Ø Obligasi tak terjamin, obligasi semacam ini tidak dijamin dengan
harta kekayaan tertentu sehingga laku tidaknya obligasi ini di pasaran surat berharga
sangat tergantung pada kepercayaan
masyarakat terhadap perusahaan yang mengeluarkannya.
Obligasi terjamin kadang-kadang dibedakan lagi menjadi beberapa
tingkatan seperti obligasi pertama, kedua, atau bahkan ketiga. Hal ini berarti
bahwa jika obligasitidak dapat dilunasi pada saat jatuh
temponya maka kekayaan yang menjadi
jaminan harus dijual atau dilelang. Hasil penjua1lan kekayaan tersebut
pertama-tama akan dipakai melunasi obligasi-obligasi
terjamin pertama, jika masih ada sisanya barulah digunakan untuk
melunasi obligasi terjamin berikutnya.
Pencatatan
Pengeluaran Obligasi
Untuk
dapat memahami akuntansi obligasi perlu dipahami dahulu
beberapa
istilah penting yang berhubungan dengan obligasi.
Ø Nilai nominal obligasi yaitu jumlah yang akan dibayar pada tanggal
jatuh tempo obligasi.
Ø Tanggal jatuh tempo yaitu tanggal di mana obligasi harus dilunasi.
Ø Bunga obligasi yaitu bunga pertahun yang diberikan kepada pemegang
obligasi. Bunga obligasi dinyatakan dalam persentase tertentu.
Ø Tanggal bunga yaitu tanggal
di mana bunga obligasi akan dibayar.
Kadang-kadang bunga obligsi
dibayar tiap setengah tahunan sehingga pada tiap tahun terdapat dua tanggal
bunga. Misalnya tanggal bunga
1/4 dan 1/10 berarti bahwa pada tanggal 1 April
dibayar bunga untuk periode 6 bulan dan pada tanggal 1 Oktober dibayar bunga
untuk periode 6 bulan lagi. Bunga obligasi biasanya dibayar dibelakang.
Ø Nilai nominal obligasi, tanggal jatuh tempo, tingkat bunga dan
tanggal bunga tercantum dalam perjanjian obligasi dan juga dicetak dengan jelas
pada tiap-tiap lembar sertifikat obligasi.
Pencatatan Hutang obligasi Oleh karena dalam hal hutang obligasi, perusahaan sebagai pihak
debitur
yang aktif mengeluarkan surat–surat tanda utang itu, maka perlu diadakan
pembahasan yang sedikit mendalam tentang pembukuannya.
Pencatatan
selama peredaran Hutang obligasi Bilamana
perusahaan berhasil menjual sejumlah surat obligasi yang
dikeluarkannya,
berarti perusahaan berhasil memperoleh sejumlah uatng jangka panjang yang
nantinya setelah tiba saat jatuh temponya akan dilunasi
sebesar
nilai nominalnya. Oleh sebab itu hasil penjualan obligasi dibukukan pula
sebesar nilai nominalnya ke dalam akun hutang obligasi. Sedangkan selisih
antara harga penjualan (harga kurs) dengan harga nominal tersebut,
dibukukan
tersendiri ke akun Diskonto obligasi, jika harga kurs dibawah nialai nominalnya
dan dibukukan ke dalam akun Premi obligasi jika harga kurs di atas nilai
nominalnya.
Pengeluaran
Obligasi Dengan Premi Dan Diskonto Apabila
tingkat bunga di pasaran lebih rendah dari tingkat bunga
obligasi,
maka pembeli (investor) akan bersedia membayar dengan harga harga lebih tinggi
darui nilai nominal obligasi. Dengan perkataan lain investor bersedia membayar
dengan premi. Premi akan mengurangi beban bunga. Sebaliknya diskonto akan
menambah beban bunga.
Pengeluaran
Obligasi Di Antara Tanggal Bunga Obligasi
kadang-kadang dikeluarkan tidak bertepatan dengan tanggal
bunga
tetapi pada suatu tanggal tertentu diantara dua tanggal bunga. Mengingat bahwa
bunga obligasi selalu dibayar untuk periode waktu tetap, maka pembeli obligasi
dikenakan bunga berjalan yaitu bunga antara tanggal pembayaran bunga yang
terakhir sampai dengan tanggal pengeluaran
(penjualan)
obligasi.
AMORTISASI
PREMI DAN DISKONTO
Keuntungan
ataupun kerugian sebagai akibat adanya premi atau diskonto dari penjualan
obligasi bukanlah merupakan laba atau rugi pada periode di mana penjualan itu
terjadi, melinkan merupakan keuntungan atau
kerugian
sepanjang umur dari Hutang obligasi yang bersangkutan. Oleh karena itu setiap
akhir periode (tahun) perlu disusun jurnal pembebanan keuntungan atau kerugian
tersebut ke akun “Beban bunga”, melalui jurnal penyesuaian.